Beberapa hari yang lalu, alhamdulillah aku bisa konsul dan observasi dengan temanku yang merupakan lulusan psikologi. Saat itu aku menceritakan alur hidupku sejak aku kecil, konflik-konflik dan juga hal-hal yang membuat aku bahagia. Sampai dimana, aku menceritakan konflik di usia remaja.
Konflik yang membuat ku terus bertanya-tanya sampai saat kemarin. Ya, sampai kemarin, alhamdulillah hari ini aku sudah tau jawaban dari pertanyaankuu selama lebih dari sepuluh tahun.
Konflik yang baru aku sadari bahwa itu termasuk kedalam "penghianatan" dalam pertemanan atau yang dulu aku anggap persahabatan. Ya Allah, kasihan sekali diriku ini, terus mengira bahwa dia dalam sebuah persahabatan yang ternyata hanya dia yang menganggapnya sebagai persahabatan. Dari semua hal-hal yang aku anggap "kenapa", ternyata memang semua itu mendukung bahwa memang itu bukanlah sebuah persahabatan.
Akhirnya aku berhenti bertanya, karna kalaupun harus ditanyakan kepada orangnya, aku yakin jawabannya sudah bisa kuduga. Rasanya sedih sekali, ini sama seperti cinta bertepuk sebelah tangan, namun ini bukan kisah cinta layaknya romeo dan juliet ini seperti kisah eugine yang menghianati kawanan perampoknya. Namun aku bukanlah eugine, yah kau sudah tau aku siapa nya.
Terimakasih sudah menjabarkan perasaan yang aku rasakan dan menerjemahkan apa yang semua nya terjadi. Selama ini aku hanya terus bertanya "kok mereka gini?" atau "kok mereka gitu?". Ah sedih rasanya bahkan aku tiba-tiba saja menangis jika membaca sebuah quotes tentang seseorang yang tidak di ajak oleh teman-temannya.
Ya ampun, aku bahkan masih menitikan air mata saat mengetik kisah ini. Aku ingin berterima kasih pada diriku sendiri, begitu kuat menghadapi itu, masih saja menerima dan bersikap baik dan biasa pada saat itu. Aku jahat pada diriku sendiri, aku terus memaksakan agar bisa diakui oleh mereka, yang padahal sejak awal mereka tidak mengakui keberadaanku secara penuh, tidak mengindahkan perasaanku bahkan kata maaf saja tidak pernah aku dengar dari mulut mereka.
Hahhhhhhh
ya Allah, bismillah, inshallah aku berusaha ikhlas terhadap apa yang sudah terjadi. Tanpa kejadian itu, aku tidak mungkin menjadi manusia kuat seperti saat ini yang bisa berdiri dan tau haluan mana yang harus aku ambil. Ya Allah tolonglah aku, aku ingin berusaha untuk menjadi manusia baik, aku akan berusaha mengingat hal-hal baik yang telah mereka berikan kepadaku, hal-hal membahagiakan dan juga moment tawa yang aku dan mereka buat.
Masyaallah, ujian hidup yang lengkap dan indah hingga sampai saat ini
ujian di keluarga
ujian di ekonomi
ujian di pendidikan
dan ujian dari diriku sendiri
alhamdulillah aku bisa kuat menuliskan ini di blog pribadiku. Aku menuliskannya sebagai jurnal perjalanan yang kelak satu hari mungkin aku bisa membacanya dan tersenyum bahwa aku bisa melaluinya dengan baik.
Sekarang aku sedang menimati masa-masa libur kerja dengan berjalan-jalan sendirian. Menikmati sendiri dalam keramaian. Hanya aku yang bisa mencintai diriku secara tulus saat ini, dan Allah.
Terimakasih teman-temanku, sahabat masa remaja, semua nya dan terutama Psikolog pribadiku hehe
yang suka rela mau melakukan observasi secara llima jam, semoga Allah membalas kebaikanmu. Walau secara cerita aku selalu cemburu padamu hehe *kisah istri Rasulullah maksudnya hehe, semoga pertemanan kita diberkahi Allah, Aamiin.
*note : mungkin nanti akan terus ada revisi dan penambahan dalam artikel ini, maaf atas tulisan aku yang jelek ya.
No comments:
Post a Comment