Tidak ada yang tahu, kapan seorang manusia bisa berubah. Bahkan berubah menjadi lebih baik atau menjadi lebih burukpun kita tidak pernah tahu. Salah satunya pada diriku sendiri. Aku bahkan tidak pernah merencanakan untuk berubah menjadi siapapun dan menjadi bagaimanapun. Yang aku tahu, aku terus berjalan menghadapi dunia dari hari ke hari, dari waktu ke waktu.
Seperti aku, aku ingat sekali bagaimana kerasnya sikapku terhadap kedua orang tuaku. Aku pernah benar-benar kecewa dan kesal pada mereka saat keinginanku tidak terpenuhi. Namun sekarang, rasanya aku ingin sekali menjadi anak yang bisa memberikan segalanya untuk mereka. Sekarang, aku bekerja keras, agar aku bisa mencapai suatu keadaan dimana aku tidak perlu khawatir tentang uang. Sehingga, aku bisa membelikan apapun, memberikan apapun untuk mereka. Aku ingin sekali mengajak mereka berlibur keluar kota, makan di resto yang enak, berbelanja dan membawa mereka menuju tanah suci (Aamiin).
Dulu, aku adalah anak yang paling sering "diberi" dan "dilayani" oleh orang tuaku. Namun sekarang, ketika ibu menawarkan agar ia memanasi makanan untukku, aku menolaknya. Aku benar-benar tidak ingin merepotkannya. Bahkan jika bisa, aku yang memberikan seorang asisten rumah tangga untuk mengurusi rumah dan membuatnya berhenti mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak pernah beres itu. Aku ingin ia menikmati hidup tanpa harus mencuci piring, tanpa harus menyapu lantai, tanpa harus memasak nasi. Aku ingin ibuku seperti ibu yang lainnya, yang bisa bangun di sepertiga malam kemudian menunggu subuh, menikmati udara pagi dengan berjogging, meminum segelas jus untuk sarapan dipagi hari.
Dulu, aku adalah anak yang benar-benar diperhatikan oleh ayah dan ibuku. Berangkat dan pulang sekolah aku selalu dijemput, kepulanganku selalu dinantikan, waktu belajarku selalu diingatkan. Namun, saat ayah meninggal, aku bagai kehilangan arah. Sekarang, aku ingin adikku benar-benar menjadikan aku teman hidupnya. Benar-benar menjadikan aku tempatnya pulang, tempat dimana dia bisa menceritakan apa yang dirasakannya sehingga aku bisa membantunya dengan memberikan sedikit petunjuk dan penenang. Aku ingin seperti kakak diluar sana, yang mengantar dan menjemputnya sekolah dengan mobilku, mengantarnya membeli perlengkapan sekolah, mengantarnya untuk menjemput petualangan baru, mengantarkannya untuk menuntut ilmu dan banyak lagi.
Dulu, saat ayah jatuh sakit, usaha yang dibangunnya ikut menurun. Menurunnya usaha ayah juga diiringi konflik internal keluarga. Sekarang, aku ingin sekali memiliki beberapa usaha atau bahkan jika bisa aku ingin mempunyai banyak perusahaan. Aku ingin keluargaku tidak perlu lagi risau saat satu usaha mulai menurun, ada usaha lain, ada kaki lain. Aku ingin saat ibuku sakit kelak, aku yang akan membiayai semua biayanya, semua kebutuhannya, semua pengobatannya. Aku ingin menjadi kakinya saat tubuhnya sudah mulai merapuh. Aku ingin menutup semua mulut orang-orang yang rakus akan harta, aku tidak ingin menjadi anak yang terlalu mengharapkan harta orang tua, karna aku sudah memiliki harta yang lebih dari pada ibuku.
Terlihat seperti benar-benar mengejar dunia bukan?
ya salah satunya aku ingin menjahit mulut-mulut orang yang merendahkanku :) hanya karna aku tidak sehebat apa yang mereka harap. Karna hidupku, bukan tergantung pada harapan kalian. Haha
Tapi sejujurnya, aku hanya ingin bisa menempatkan kaki ibuku diatas permadani yang empuk, bukan di atas kerikil bertabur beling. Ya, semoga waktu menjawab semua keinginanku dengan jawaban "YA AKU WUJUDKAN" :). Jika waktu dan keadaan bisa membuatku berubah menjadi sekarang, semoga beberapa tahun kedepan, waktu dan keadaan bisa menerima usaha-usahaku hari ini dan menukarkannya dengan impian-impianku diatas. Aamiin.
No comments:
Post a Comment