Tuesday, November 22, 2022

AKU DAN ANGANKU - MEMANG HANYA WAKTU

Tidak ada yang tahu, kapan seorang manusia bisa berubah. Bahkan berubah menjadi lebih baik atau menjadi lebih burukpun kita tidak pernah tahu. Salah satunya pada diriku sendiri. Aku bahkan tidak pernah merencanakan untuk berubah menjadi siapapun dan menjadi bagaimanapun. Yang aku tahu, aku terus berjalan menghadapi dunia dari hari ke hari, dari waktu ke waktu. 





Seperti aku, aku ingat sekali bagaimana kerasnya sikapku terhadap kedua orang tuaku. Aku pernah benar-benar kecewa dan kesal pada mereka saat keinginanku tidak terpenuhi. Namun sekarang, rasanya aku ingin sekali menjadi anak yang bisa memberikan segalanya untuk mereka. Sekarang, aku bekerja keras, agar aku bisa mencapai suatu keadaan dimana aku tidak perlu khawatir tentang uang. Sehingga, aku bisa membelikan apapun, memberikan apapun untuk mereka. Aku ingin sekali mengajak mereka berlibur keluar kota, makan di resto yang enak, berbelanja dan membawa mereka menuju tanah suci (Aamiin). 









Dulu, aku adalah anak yang paling sering "diberi" dan "dilayani" oleh orang tuaku. Namun sekarang, ketika ibu menawarkan agar ia memanasi makanan untukku, aku menolaknya. Aku benar-benar tidak ingin merepotkannya. Bahkan jika bisa, aku yang memberikan seorang asisten rumah tangga untuk mengurusi rumah dan membuatnya berhenti mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak pernah beres itu. Aku ingin ia menikmati hidup tanpa harus mencuci piring, tanpa harus menyapu lantai, tanpa harus memasak nasi. Aku ingin ibuku seperti ibu yang lainnya, yang bisa bangun di sepertiga malam kemudian menunggu subuh, menikmati udara pagi dengan berjogging, meminum segelas jus untuk sarapan dipagi hari. 




Dulu, aku adalah anak yang benar-benar diperhatikan oleh ayah dan ibuku. Berangkat dan pulang sekolah aku selalu dijemput, kepulanganku selalu dinantikan, waktu belajarku selalu diingatkan. Namun, saat ayah meninggal, aku bagai kehilangan arah. Sekarang, aku ingin adikku benar-benar menjadikan aku teman hidupnya. Benar-benar menjadikan aku tempatnya pulang, tempat dimana dia bisa menceritakan apa yang dirasakannya sehingga aku bisa membantunya dengan memberikan sedikit petunjuk dan penenang. Aku ingin seperti kakak diluar sana, yang mengantar dan menjemputnya sekolah dengan mobilku, mengantarnya membeli perlengkapan sekolah, mengantarnya untuk menjemput petualangan baru, mengantarkannya untuk menuntut ilmu dan banyak lagi. 

*ruang rapatnya gede banget dan bagus btw hehe



Dulu, saat ayah jatuh sakit, usaha yang dibangunnya ikut menurun. Menurunnya usaha ayah juga diiringi konflik internal keluarga. Sekarang, aku ingin sekali memiliki beberapa usaha atau bahkan jika bisa aku ingin mempunyai banyak perusahaan. Aku ingin keluargaku tidak perlu lagi risau saat satu usaha mulai menurun, ada usaha lain, ada kaki lain. Aku ingin saat ibuku sakit kelak, aku yang akan membiayai semua biayanya, semua kebutuhannya, semua pengobatannya. Aku ingin menjadi kakinya saat tubuhnya sudah mulai merapuh. Aku ingin menutup semua mulut orang-orang yang rakus akan harta, aku tidak ingin menjadi anak yang terlalu mengharapkan harta orang tua, karna aku sudah memiliki harta yang lebih dari pada ibuku. 


Terlihat seperti benar-benar mengejar dunia bukan? 

ya salah satunya aku ingin menjahit mulut-mulut orang yang merendahkanku :) hanya karna aku tidak sehebat apa yang mereka harap. Karna hidupku, bukan tergantung pada harapan kalian. Haha

Tapi sejujurnya, aku hanya ingin bisa menempatkan kaki ibuku diatas permadani yang empuk, bukan di atas kerikil bertabur beling. Ya, semoga waktu menjawab semua keinginanku dengan jawaban "YA AKU WUJUDKAN" :). Jika waktu dan keadaan bisa membuatku berubah menjadi sekarang, semoga beberapa tahun kedepan, waktu dan keadaan bisa menerima usaha-usahaku hari ini dan menukarkannya dengan impian-impianku diatas. Aamiin. 


Wednesday, November 9, 2022

SEMOGA 1 - I HOPE IN THE FUTURE I CAN . . . .

Semua orang pasti punya harapan, termasuk aku. Sejak kecil, aku juga sudah memiliki banyak harapan dan seperti kebanyakan harapan manusia lainnya, beberapa harapanku terwujud dan beberapa tidak. 

Lucu sebenarnya, menuliskan harapan hidup disebuah blog seperti ini. Tapi, biarlah...selain ku rapalkan disetiap doa setelah shalatku, ku tulis juga agar aku ingat bahwa harapan-harapan ini adalah cita-citaku.

Di usia yang sudah tidak lagi belasan tahun, tentu pertanyaan kapan menikah bukan hanya sekali dua kali dilontarkan orang-orang. Kemudian aku di ajari untuk sebutkan saja tahun terdekatnya, namun aku selalu bilang dalam doaku bahwa Ya Allah tolong pertemukan aku dengan jodohku sebelum usiaku 29 tahun. Aamiin.

Selain berharap dipertemukan sebelum usia 29 tahun, akupun berharap kelak setelah menikah aku bisa dibeirkan kesempatan untuk berhenti bekerja. Ya, berhenti berkerja. Mungkin bagi sebagian orang yang menjadi full time seorang ibu rumah tangga akan heran dengan keputusanku yang malah ingin menjadi ibu rumah tangga. 

eiiitssss tapi bukan sembarang ibu rumah tangga. Maksudku berhenti bekerja adalah, aku berhenti bekerja namun mulai membuka pekerjaan (usaha). Aku ingin memiliki waktu yang lebih senggang lagi. Aku rindu sekali dimana aku bisa mengikuti pengajian (kajian ustadz) di pagi hari hingga siang kemudian aku lanjut siang ke sore dengan bekerja normal dan malam hari beristirahat sembari mempersiapkan kegiatan esok. Namun, bukan itu saja yang aku dambakan. Aku lelah harus berangkat pukul tujuh dan pulang pukul lima sore. 

Aku ingin membuka usaha pakaian, makanan, jasa dan lain-lain. Ahhhh semoga bisa terwujud. Aamiin

Ya, aku tidak ingin bekerja dengan gaji besar tapi aku tidak punya waktu untuk anakku. Aku ingin mengantarnya sekolah, menyemangatinya, menyambutnya pulang atau ya minimal aku ingin bisa mempunyai waktu untuk sekedar bertanya "bagaimana hari ini" dan bisa mengajarinya apa yang tidak sekolah ajarkan.

Aku tidak ingin hanya menjadi tenaga pengajar disekolah elit yang menyambut anak-anak orang lain disetiap pagi kemudian mengantarkannya pulang di lobby. Aku ingin menjadi salah satu bagian dari para pengemudi mobil yang mengantri di lobby sekolah, ya, menjadi salah satu bagian dari para orang tua orang tua yang menjemput anaknya. 

To be continue . . . . . .

Friday, November 4, 2022

LEPAS DARI KRIM DOKTER 1 - ME AND MY SKINCARE

 Hallo semua, assalamualaikum. Gimana kabar kalian? semoga readers semua baik dan sehat ya. Kali ini aku mau berbagi kisah perjalananku menemukan skin care yang cocok untuk kulit wajahku. 

Kita mulai cerita dari perjalanan menggunakan krim klinik. Sejak kelas tiga SMA, aku sudah mulai melakukan perawatan ringan seperti facial. Saat naik ke bangku kuliah, aku juga mulai menggunakan serangkaian krim dari sebuah klinik yang ada di kotaku tersebut. Mulai dari krim pagi, krim malam, milk cleanser dan sabun pencuci muka. 

*gambar ilustrasi

Sampai akhirnya disemester lima saat kuliah, aku memutuskan untuk berhenti menggunakan serangkaian skin care klinik tersebut. Tentu saja tidak secara tiba-tiba keputusan itu aku buat. Ada sebuah kasus yang membuat aku menjadi sadar bahwa kulitku menjadi lebih sensitif dari sebelumnya (sebelum memakai skin care klinik).

*gambar ilustrasi

Dulu sebelum aku memakai krim klinik dan kawan-kawannya (milk cleanser, sabun pencuci muka dll) aku cukup sering mengganti facial washku (saat aku SMP dan SMA). Aku menggantinya berkala setiap dua atau empat bulan saat aku merasa tidak ada perubahan pada wajahku. Perubahan yang aku maksud adalah hilangnya kusam dan beberapa beruntusan di jidat (dahi) ku saat itu. Sampailah di kelas tiga SMA akhirnya aku memutuskan untuk melakukan perawatan dan menggunakan produk dari sebuah klinik kecantikan. 

*gambar ilustrasi

Kasus yang membuatku memutuskan untuk berhenti menggunakan produk klinik tersebut adalah saat aku sedang melakukan perjalanan jauh dan aku lupa membawa facial wash ku. Saat itu aku berfikir, ah cuma sekali, mungkin gapapa. Aku ingat sekali jenis dan merk facial wash milik temanku yang aku minta waktu itu. Sebuah facial wash dari brand ternama yang bisa kita temui di drug store dan mini market. 

*ilustrasi

Tak perlu menunggu seharian, sore hari di perjalanan menuju rumah aku melihat bagian pipi ku memerah dan nampak seperti akan muncul jerawat. Waduh!! aku mulai was-was. Belum lagi peralihan cuaca dari terik ke hujan, dari sejuk ke panas (karena aku saat itu pergi menggunakan motor). Hal itu jelas membuat aku semakin was-was, ditambah aku tidak bawa suncream saat itu.   

*ilustrasi

Tiga hari kemudian, aku dapati empat buah jerawat berkumpul pada satu titik. Dua hari setelahnya jerawat lain muncul di tempat yang berbeda. Sampai di hari ke tujuh atau seminggu aku mulai merasa tidak nyaman dengan jerawatku karena mengganggu rasa percaya diriku. Akhirnya aku terpaksa pergi ke klinik kecantikan yang sama seperti sebelumnya. 

                                                                        *ilustrasi

Dokter bilang aku harus difacial kurang lebih empat kali dan menggunakan serangakaian skin care yang lengkap dan sedikit tambahan untuk jerawatku itu. Seingatku ada dua jenis obat yang aku minum juga. Facial yang diberikan ke aku berbeda dengan facial yang umumnya membersihkan gitu karena aku facial seminggu dua kali di Senin dan Kamis.

*ilustrasi

Alhamdulillah dalam waktu dua minggu setelah facial ke empat selesai, jerawat sudah hilang. Akhirnya aku kembali memakai krim klinik itu lagi. Aku jadi sadar kalau kulit wajahku menjadi sensitif sekarang dan aku tidak bisa lagi sembarangan ganti-ganti rangkaian skin care huhuhu. Tapi disemester 7 dan delapan, aku berusaha lepas dari krim mereka. Ceritanya ada di part 2 ya inshallah segera naik hehe. Thanks for reading/.

Maaf Aku Harus Menjauh

Jika ini tentang kompetisi...... Jika ini tentang menang atau kalah...... Maka.... aku ikhlas tanpa beban aku akan mengalah Karna sekeras ap...