Selepas Kecewa. . . . .
Ya, selepas merasa kecewa karna telah menaruh harapan pada manusia, lagi
dan lagi aku hanya bisa kembali mengetuk pintu langit disepertiga malam dan
mengadu:
Ya Allah Rabbku, dalam sujud sakitnya hati ini karna pengharapan yang
sirna, aku berusaha meyakinkan hatiku bahwa yang terjadi ini adalah bagian dari
doaku padaMu agar diberikan pilihan terbaik dariMu.
Selama luka dari harapanku itu basah, ada banyak hal yang membuatku
menjadi tidak percaya pada diriku. Membuatku rendah diri, merasa tak pantas.
Kadang diri ini bertanya-tanya dan menerka-nerka . . . . . . . .
Apakah aku pantas tak terpilih, karna rupa ku?
Apa kah aku pantas tak terpilih, karna pekerjaanku?
Apakah aku pantas tak terpilih, karna asalku?
Apakah aku ditinggalkan karna perkataanku yang menyakiti?
Apakah aku ditinggalkan karna riasan wajahku?
Apakah aku ditinggalkan karna aku tak berharta banyak?
Berbagai macam pertanyaan muncul dalam benakku namun tak pernah ada
jawabnya . Pertanyaan itu malah menyakiti pikiran dan hatiku yang akhirnya berdampak
pada kesehatanku. Terus berputar dalam kepalaku, membuatku merasa menjadi
manusia tak bernilai. Semua kecewa dan pertanyaan-pertanyaan membuat ku merasa
aku manusia yang tak pantas untuk diperjuangkan, dicintai dan dimiliki.
Hingga akhirnya luka ku mengering dan sembuh, semua pertanyaan yang
awalnya tak pernah ada jawabnya, kini telah kutemukan jawabannya. Jawabannya
ialah aku “BELUM” menemukan orang yang cocok dan tepat.
Kini, ditinggalkan mendorongku untuk terus memuhasabah diri, memperbaiki
diriku, iman dan akhlakku, berusaha terus menjalankan apa yang Allah
perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang, walau tak bisa secara
menyeluruh dan sempurna tapi aku akan berusaha. Aku menyadari, mungkin memang
caraku mencari pendamping hidup yang salah, hingga Allah marah dan
menjauhikanku dengan mereka dengan cara demikian, tak apa.
Sebenar dari sebenarnya . . . .
Kini, sudah sampailah tulisan ini pada bagian terakhir dari semua
alasan-alasan mengapa aku belum juga menikah. Bukan, bukan tak ingin. . . . 35%
tentu saja aku ingin, 15 persen aku bimbang, sisanya takut. To be honest,
lagian aku belum punya calon ya hehe. Jadi belum ada yang bisa membuat aku
berfikir, nikah gak ya?. So, ya aku harus tetap berdo’a hehe.
Pada akhirnya . . . .
Pada akhirnya, ada pembelajaraan dari setiap kecewa yang aku rasakan.
Pembelajaran bahwa Allah sedang menyelamatkanku dari rencanaku yang mungkin
bisa berdampak buruk pada nasibku. Dari kecewa itu pula aku belajar, bahwa
sebaik-baiknya menunggu adalah dengan mempersiapkan diri menjadi lebih baik
lagi. Lagipula ada banyak hal yang bisa aku kerjakan dalam kesendirian ini,
misal seperti meningkatkan kemampuanku dalam bidang yang aku kuasai, ataupun
mencoba hobi dan pengalaman baru, dan bisa juga mempersiapkan diri untuk apa yang
sedang ditunggu.
Yah, kali ini aku rasa akan lebih baik jika selain aku berdoa dan
meminta pendamping hidup dengan kriteria yang aku maksudkan pada Allah, aku
akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi wanita yang memiliki
kriteria yang sama seperti kriteria pendamping hidup yang aku maksud, agar
benar-benar jodoh selain melengkapi tapi juga cerminan diri, Aamiin.
So, say good bye pada hati yang kecewa karna dilukai oleh harapan
terhadap manusia. Bismillah semoga Allah benar-benar berikan aku jodoh yang
baik, yang membuat aku yakin bahwa dia yang tidak akan menyakitiku dan
menyianyiakan aku. AAMIIN.
No comments:
Post a Comment