Saturday, March 14, 2020

The Dad's stuff


      Beliau yang selalu ku panggil abi ini lahir di Ujung Pandang tujuh puluh tahun silam. Sangat lama bukan? Yap memang. Abi memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, saat itu aku masih duduk dibangku SMP jadi tinggi ku belum melebihi tingginya. Abi memiliki rambut yang tipis dan ada sedikit kebotakan pada bagian atas kepalanya. Wajah abi tidak rupawan, terdapat banyak darah beku di beberapa titik wajahnya.

     Abi merupakan orang paling rapih versi ku. Ia tidak pernah menggunakan baju model apapun apapun kecuali kemeja, percaya?. Aku baru menyadari bahwa di seluruh lemari baju tidak pernah ku temui kaos lengan pendek maupun panjang miliknya. Semua yang tergantung adalah kemeja, kaos pun yang tersedia hanya untuk pakaian dalam. Abi selalu pergi kerja dengan menggunakan kemeja, padahal pekerjaannya bermain dengan oli dan mesin-mesin. Selain itu ketika pulang kerumah dan bersantai, mungkin sebagian orang akan memilih baju berbahan kaos dengan celana pendek, tapi abi tidak. Ia memilih kemeja berbahan satin lembut dan celana bahan hitam. Aku tidak tau mengapa, yang aku sadari beliau amatlah sangat rapih tak pernah aku melihatnya menggunakan kaos dengan celana pendek sekalipun. Yang ada dalam saku bajunya adalah sisir dan sapu tangan. Begitu rapih dan bersihnya, beberapa sapu tangan tersusun di lemari baju. Dari sini aku tau, tampil rapih dan tampil berlaga kaya itu beda. Rapih itu menjaga, tapi berlaga kaya itu memaksa. Tidak harus branded, asal bagus dan bersih. Tidak harus branded yang penting cocok dan pas.

       Kebiasaaan. Abi memiliki kebiasaan yang amat sangat tertata. Saat itu handphone abi hanya bisa digunakan untuk mengirim pesan dan bertelefon. Abi tidak pernah menggunakan waktu senggangnya seperti anak-anak jaman sekarang. Waktu senggangnya digunakan untuk membaca buku. Terkadang beliau terbangun pukul dua malam dan memilih untuk membaca atau menghafal hadist di mejanya. Beliau selalu bangun sebelum subuh dan kemudian membangunkan kami ataupun sebaliknya. Abi selalu membangunkan ku berkali-kali jika aku tak kunjung bangun untuk shalat Subuh 😊. Di pagi hari sebelum pukul tujuh abi biasanya sudah mandi dan bersiap untuk pergi ke tempat kerja. Biasanya beliau menyuruh aku untuk membersihkan mobilnya, terkadang aku mengecek air radiator dan kondisi oli dan kondisi ban juga😊. Abi biasanya berangkat pukul tujuh tigapuluh kemudian pulang pukul 11.30 untuk shalat Dzuhur dan makan siang. Kemudian beliau akan tidur sejenak dan berangkat kembali pukul satu. Pukul empat tiga puluh beliau biasanya sudah pulang. Ketika pulang beliau biasanya menyempatkan diri untuk menonton TV bersama keluarga dan Shalat Maghrib berjamaah. Selepas shalat Maghrib, biasanya beliau berbalik badan dan memimpin kami berdo'a kemudian saling bersalaman. Hal itu aku yakini yang merekatkan hati kami satu sama lain, sehingga ketika berpisah rasanya begitu menyakitkan. Setelah shalat abi biasanya duduk di depan mejanya untuk membaca buku dan menghafal beberapa ayat Al-Quran kemudian makan malam. Abi jarang memutuskan untuk tidur larut malam walaupun ada pertandingan club sepak bola favoritnya hehe. Aku menyadari, bahwa hidup tertata itu perlu dan juga memanfaatkan waktu luang dengan baik itu amat perlu.

    Abi bukan orang yang senang berfoya foya tidak jelas tanpa tujuan. Beliau memang senang jalan-jalan tetapi dengan keluarga. Jikalau dirasa ia butuh berbincang dengan temannya, ia akan datang kerumahnya untuk bertamu atau sebaliknya. Hampir di setiap hari Minggu abi selalu menyempatkan waktu untuk pergi ke toko buku bersama aku dan umi atau hanya sekedar makan nasi goreng di food court. Tapi kami menikmatinya, tanpa perlu merasa gengsi ataupun rasa rasa lainnya. Abi penyuka buku, sudah puluhan buku tertata di dua lemari berkaca. Abi bahkan rela mengeluarkan uang ratusan ribu yang biasa mungkin kita bisa mendapat 2 potong pakaian branded, abi gunakan untuk membeli buku. Selain buku, kami pun selalu berlangganan koran dulu. Hampir setiap hari kami tak pernah absen membaca koran. Abi selalu menerapkan literasi sejak dini dengan cara-cara yang halus. Kini aku menyadari, bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk kebaikan kami. Baginya memberikan contoh dan praktik literasi dari diri sendiri lebih baik dibanding berkoar koar menyuruh orang lain berliterasi.

     Kemewahan. Abi tidak pernah berusaha untuk tampil mewah. Abi menggunakan sesuatu jika ia rasa “nyaman” dan “layak” serta "butuh". Abi jarang membeli kemeja, ia pun tetap menggunakan kemeja yang sisi lengannya sudah terkena percikan oli. Beliau bukan orang yang selalu mengikuti trend. Memang kolot, tapi itu menjadi lebih simple dibanding harus selalu mengikuti gaya yang akan selalu berubah. Begitupula dengan handphone dan kendaraan. Abi saat itu memilih membeli mobil keluaran tahun 96 dibanding mobil baru. Kenapa? Bukan karna ia tak mampu, aku tau dia mampu membeli kendaraan tahunan yang lebih muda atau bahkan baru tetapi abi tidak mau terlilit hutang cicilan. Mungkin bagi orang mobil kami kuno dan tidak baru, tapi kami tenang tanpa memikirkan cicilan apapun. Motor yang kami punya pun hanya satu yang didapatkan dengan cara cicilan karna saat itu keadaan ekonomi sedang tidak begitu stabil. Satu motor lagi yang ku pakai untuk bersekolah abi bayar kontan Alhamdulillah. Kami hidup tidak di bawah cicilan apapun, walau rumah saat itu masih mengontrak tapi kami merasa bahagia saat itu. Kacamata abi pun bukan kacamata dari optic yang berharga jutaan. Abi bahkan selalu mengelem kembali tangkai kacamata yang patah. Ia memilih mengakali kamacata yang patah tangkainya dibanding dengan membeli yang baru. Aku tak tau, yang pasti aku yakin saat itu ia bahkan mampu membeli sepuluh kacamata yang sama. Beliau hanya berfikir selama masih bisa diperbaiki mengapa harus diganti? Beliau juga merasa malas untuk pergi dan menunggu yang mana akan wasting time nya sekali. Dari ini semua aku sadar, ketenangan itu amat nomor satu dibanding dengan dorongan gengsi.
    
    Hidup sehat. Abi memang tidak berbadan bugar seperti binaragawan tapi abi menerapkan pola hidup dengan cara memakan makanan yang lumayan sehat. Jarang sekali abi makan tidak dengan sayur, beliau selalu meminta untuk dihidangkan sayur, ikan atau ayam dan buah buahan serta susu. Di meja dekat tempat tidur dan di meja kerja beliau selalu tersedia satu gelas besar air putih. Buah kesukaannya adalah pear,anggur dan kurma. Kurma dan kismis adalah dua buah yang senang sekali di buru di tanah abang hehe 😊. Abi jarang sekali  makan indomie ataupun ayam richeese hehe bahkan tidak pernah. Dari itu aku belajar, abi menjaga apa yang masuk kedalam perutnya agar tidak ada malas yang bersarang dalam dirinya.

    Lima belas maret, enam tahun lalu. Abi pergi meninggalkan aku den keluarga semuanya. Tanpa ada pesan apapun. Hari itu hari yang amat berat bagiku, hari dimana aku harus kehilangan satu pegangan dalam hidupku. Hari itu aku menangis tanpa jeda, di hari selanjutnya aku berhenti menangis dan mencoba tegar. Secepat itu? Tentu tidak. Aku menimbun luka kehilangan agar terlihat tegar, tapi ratusan malam menjadi saksi aku terus menumpahkan air mataku. Hampir di setiap air mata aku mengucap ingin bertemu dan ikut bersamanya. Bodoh memang terdengarnya, tapi percayalah. Itu kelak yang akan kau ucapkan ketika kau sudah jatuh cinta dan dicintai begitu dalam. Hari demi hari aku lalui dengan terus berusaha menerima bahwa kepergiannya adalah sebuah kehendak Tuhan.

    Abiku, mungkin ucapan terimakasihku tak akan berguna disini. Tapi aku ingin tetap menyimpan ini sebagai tanda bahwa aku begitu mencintaimu dan hanya kau yang pantas aku tangisi setelah Tuhanku dan ibuku. Aku ingin agar kelak ketika ingatan ku memudar, ketika anakku bertanya tentang kakeknnya, aku bisa menjelaskan tanpa harus bercerita langsung. Maafkan aku yang terlalu larut dalam rasa kehilangan sehingga lupa apa yang kau contohkan dan terapkan di keluarga kita dulu adalah modal waktu yang amat berharga darimu.

    Terimakasih bi, sudah mencintai anak wanitanya begitu dalam, Engkau tak akan pernah terganti oleh siapapun dan oleh apapun. Semoga Allah kumpulkan aku dan engkau di surga nanti layaknya kita di dunia dulu. Aamiin




Ini adalah kacamata abi. See, dua tangkai yang di gulung oleh benang :) hehe abi abi.




Ini adalah dasi abi yang biasa di pakai ke acara formal. Dasi abi ini cuma satu dari dulu tidak pernah ganti maupun hilang.

No comments:

Post a Comment

Maaf Aku Harus Menjauh

Jika ini tentang kompetisi...... Jika ini tentang menang atau kalah...... Maka.... aku ikhlas tanpa beban aku akan mengalah Karna sekeras ap...