Monday, December 30, 2019

Untold Mind: Komitmen?



     Assalamualaikum! HI readers! Well, kali ini aku mau berbagi cerita dan tentunya ngajak diskusi dengan kalian semua ini lewat tulisanku menuju 2020 ini. Kenapa aku baru ngebut nulis dibulan Desember ini? Karena selama berbulan-bulan kemarin aku harus struggling dengan banyak hal dan aku rasa aku baru bisa share sekarang.

      Baik, aku mulai dengan kata “KOMITMEN”. Ada yang tau? Mungkin temen-temen yang lagi baca ini yang kebetulan umurnya disekitaran 20-an ke atas bakal lebih sering denger kata ajaib ini. Apalagi kalau kalian udah mulai pacaran (hAhA). Saat ngetik ini usiaku udah bukan tujuh belasan lagi tapi udah 20++ (lolos batas usia nonton sensor hehe). Di usiaku yang segini, tentunya udah bukan hal asing lagi denger kata ajaib itu. Hampir beberapa kali kalau aku lagi denger curhatan temen tentang percintaan mereka, pasti adalah kata ajaib ini muncul.

    Oke, Komitmen itu apa? Menurut KBBI IV yang ada di smartphoneku, Komitmen adalah kata benda yang berarti perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak: atau bisa juga tanggung jawab. Kita udah dapet definisi ini dan apa sih, siapa sih yang mempunyai komitmen ini atau siapa yang melakukan perjanjian atau kontrak atau tanggung jawab? Yap, dari beberapa case ku ini yang melakukan perjanjian atau kontrak adalah seorang pria lajang (ngakunya) dan wanita lajang juga.

     Beberapa survey (aku tanya temenku) menurut mereka, komitmen dan pacaran itu beda, tidak satu paket. Sebenernya males banget bahas ini, karna pacaran itu tidak dibenarkan dan komitmen dalam pacaran itu maya. Jadi kata mereka, pacaran itu adalah sebuah hubungan yang gak ada tujuannya, jadi semacam “jalanin aja” tapi kalian tetap dalam satu ikatan yang mana kalian gak boleh saling curang alias selingkuh. Tapi tetep, kalian cuma jalan-jalan, makan, nonton, ketawa ketiwi, main gapleh, monopoli, main Hago, main gundu dan seneng-senneg aja. Walau memang kalian sering saling curhat tentang sehari-hari, suka duka maupun apapun. Sedangkan komitmen adalah ketika kalian itu menjalankan sebuah hubungan dengan tujuan yang jelas, misalnya “menikah” (umumnya tujuannya ini). Jadi pas kalian udah meresmikan bahwa kalian ini berkomitmen, maka disitu kalian gabisa dan gaboleh melanggar (istilahnya perjanjian gitu) apa yang udah kalian sepakati untuk di jauhi dan di patuhi untuk mencapai suatu tujuan yang sudah di tetapkan bersama sebelumnya. Mungkin kalau dianalogikan itu kayak kalian sekolah, punya peraturan dan kalau kalian melanggar ya kena sanksi. Tapi kalau di sebuah komitmen,ketika kalian melanggar ya biasanya kalian tidak bisa lagi bersama untuk satu tujuan alias ambyarrrr komitmennya.

       Komitmen, ngucapinnya mudah banget tapi awas… implementasinya sangat sulit. Makanya, saat temen-temenku yang usia 20-an itu sering banget bilang “komit…komit..komit” aku ngerasa geli aja. Karena menurut pandanganku, komitmen itu berat karna ini tanggung jawab yang membawa harga diri. Ketika kamu menghianati sebuah komitmen, bukan cuma orang yang kamu khianati yang terluka, tapi harga diri kamu sendiri. Komitmen yang nyata dan yang benar ada serta yang memang dihalalkan ya cuma “pernikahan”. Oleh karenanya, pernikahan itu hanya bisa dilaksanakan untuk yang sudah baligh saja, alias yang sudah berakal. Karena hitungannya, ketika dia sudah berakal dia sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana tanggung jawab dan mana kewajiban.

      Dan kebanyakan dari mereka tentunya sudah memiliki usia yang cukup dan pola piker dewasa yang mana sudah tidak seperti anak-anak lagi. Selain itu usia juga menjadi factor, semakin tua usianya “biasanya” dan “seharusnya” kedewasaannya semakin bertambah karena masa iya sih di usia udah mau 30 misalnya masih aja kerjaannya nongkrong sama temen dan gamau menikah atau berkomit membangun keluarga?

      Bagi aku menjalankan komitmen selain menikah itu perkara yang bahaya banget. Itu berarti kita mempertaruhkan hal yang paling berharga dalam hidup kita. Uang? Bisa di cari, tapi Waktu. Waktu yang sudah terbuang tidak akan pernah kembali. Coba kamu bayangin kamu berkomitmen udah selama tiga tahun, tau-taunya orang tuanya tidak setuju…gimana? Ya masih bisa di putuskan kan? Karna memutuskan komitmen itu tidak berdosa ehhe. Coba kalau pernikahan, pernikahan ketika ada masalah masa mau cerai? Cerai memang hal yang Allah SWT benci namun tidak dilarang. Tapi gak mungkin kan?.

      Tapi bukan jadinya malah menghalalkan nikah buru-buru soalnya gak bisa putus kan? Nah, makanya perlunya kesadaran diri dan pasangan akan tujuan pernikahan. Jika tujuan pernikahan adalah ibadah dan karena Allah, selain itu karena ingin berkumpul di Jannah misalnya, inshaAllah kamu dan pasangan akan berorientasi kesana, jadi saat ada masalah internal atau eksternal masih berusaha buat cari jalan keluar, bukan malah lari dan malah cari orang baru.

      Aku emang bukan orang yang sudah menikah disini, tapi aku cuma mengeluarkan pendapatku saja sebagai orang yang belum menikah atas kejadian-kejadian yang menimpa mereka yang belum menikah.

Banyak sekali orang yang lebih tua sering menasehatiku:

-nikah, emang dikira gampang? Mau acaranya aja kamu puyeng nanti. Keluarga mu minta gini, keluarga suamimu minta gitu.
- kamu nanti bersuami jangan ngarep nanti adem-adem aja, pasti akan ada batu kerikil kecil dari luar mah. Kayak iparmu misalnya yang kebiasaannya beda, atau tantenya dia, pokoknya siap aja.
- punya suami itu gak gampang. Kamu harus layanin mereka, beribadah. Ikhlas, makanya harus tau konsep dimana semua yang kamu lakuin itu udah masuk perkara dosa dan pahala


     hmmm, aku sendiri menangkap perkataan mereka dengan hal positif aja sih karna pasti semua perkataan mereka bisa disanggah dengan perkataann,"gausah dibawa ribet,ya jalanin aja." right? cuman, disitu mereka cuma mengingatkan bahwa segala sesuatu gak se simple yang terlihat :).

well, jadi...masih mau berkomitmen dengan selain komitmen pernikahan?

mohon maaf atas kata-kata yang kurang berkenan. Begitu pula dengan pendapatku yang mungkin gak disetujui bahkan disukai oleh para pembaca sekalian, sekian terimakasih. Wassalamualaikum :) 

No comments:

Post a Comment

Maaf Aku Harus Menjauh

Jika ini tentang kompetisi...... Jika ini tentang menang atau kalah...... Maka.... aku ikhlas tanpa beban aku akan mengalah Karna sekeras ap...