Saturday, December 28, 2019

Let Me End This


Sabtu, 28 Desember 2019 09;44

   Assalamualaikum, Hi readers! Hi teman-teman prodiku, gimana kabarnya? Semoga baik-baik saja. Baik-kan? Bagaimana sudah siap semua wisudanya? Jangan sampai kesiangan dan make up berantakan ya . Selamat atas gelar mu, semoga berkah! Aamiin

    Hari ini Sabtu, 28 Desember 2019. Hari dimana mungkin seharusnya aku datang kesana menyelamati puluhan temanku yang sedang menggunakan toga. Pagi ini sama seperti hari-hari sebelumnya, gelap, mendung tapi tidak untuk hatiku.

  Sesungguhnya berat untuk berpura-pura baik, karena memang aku baik-baik saja jadi tak perlu aku berpura-pura. Hanya mungkin ada sedikit rasa sedih dan sakit yang masih terasa. Tapi Alhamdulillah aku bisa mengatasinya.

   Selepas shalat dua rakaat, aku panjatkan do’aku pada Allah Tuhanku yang Maha Agung. Aku ucapkan maaf atas ujian terdahulu yang mungkin saat itu aku tidak lolos sehingga aku harus di uji dengan cobaan yang sama sekarang. Aku katakan bahwa aku sudah ikhlas dengan semua ini, aku katakan bahwa aku begitu yakin tentang kepahitan yang aku alami saat ini yang kelak akan terbayar dengan manis yang berlipat-lipat hingga aku lupa bahwa aku pernah menelan kepahitan sepahit sekarang ini. Aku katakan bahwa aku ikhlas dengan semuanya, aku berusaha untuk merelakan apa yang terjadi pada diriku ini. Aku berharap selepas perjalanan panjang dalam terowongan yang gelap ini, Allah memberikan cahaya yang begitu terang diujung sana. AKu berharap di ujung sana terdapat secawan air yang dapat membasuh dahaga yang begitu menyiksa ini, hingga aku lupa bahwa aku pernah begitu haus seperti saat ini.

   Sekali lagi aku pejamkan mata, meresapi pipiku yang mulai basah. Aku bisikan kepada Tuhan permintaan maafku untuk ayahku disana. Maaf, maafkan aku bi, aku gagal untuk kedua kalinya. Aku tertunda untuk kedua kalinya. Ya Allah, sampaikan kepadanya bahwa aku rindu padanya. Maaf aku tak bisa membuat ia bangga atas diriku, aku tak bisa menggapai apa yang dia harapkan.”

    Aku tumpahkan segala sedihku saat itu. Aku bersujud menangisi diriku yang tidak pernah bersyukur ini. Tuhan, maafkan aku yang senantiasa selalu mengeluh. Aku lupa bahwa masih banyak orang diluar sana yang tidak seberuntung aku. Mereka harus terputus sekolah karena biaya dan lebih memilih untuk menjadi pekerja serabutan tetapi aku…. Aku masih bisa berjuang untuk titik akhir ini dengan dukungan dari kedua orang tuaku tersayang dan sahabat serta teman-temanku.

    Ya Allah, aku percaya.....tidak ada kata terlambat, yang ada hanya belum waktunya saja . Terimakasih telah memberikanku ujian demi ujian agar aku bisa terus menaiki puncak level tertinggi kehidupan.

    Selamat untuk teman-temanku angkatan 2015. Semoga gelar dan ilmu yang sudah di dapat bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Aamiin

Untuk umiku:
Umiku, maafkan anakmu ini yang belum bisa memberikan sedikitpun kebanggaan yang bisa kau sebutkan dihadapan teman-temanmu. Maafkan aku.

No comments:

Post a Comment

Maaf Aku Harus Menjauh

Jika ini tentang kompetisi...... Jika ini tentang menang atau kalah...... Maka.... aku ikhlas tanpa beban aku akan mengalah Karna sekeras ap...