Friday, February 3, 2017

Goes to Jogja Day 1 (2017)





Januari 2017

Hari yang ditunggu telah tiba. Semalam kami sibuk membungkus pakaian-pakaian kami. Saling berkirim foto perlengkapan apa saja yang hendak dibawa. Saling mengingatkan perihal barang bawaan. Senang rasanya akhirnya aku bisa pergi jauh dengan teman-temanku. Hari ini kami sudah menetapkan meeting point kami, stasiun. Kami berangkat dari rumah masing-masing dengan berbagai barang bawaan.

Setelah berpamitan, akupun pergi menuju stasiun di kotaku. Perjalananku menuju stasiun yang kami jadikan titik kumpul memakan waktu setengah jam. Syukurlah, aku sudah sampai jauh-jauh waktu. Satu persatu dari kami sampai di stasiun Senen. Menit terus berjalan, salah satu teman kami tak kunjung terlihat batang hidungnya. Kami terus menelfonnya, ia bilang ada sedikit kendala di jalan. Biasalah, jalanan selalu tak bisa diprediksi. Waktunya sudah mepet sekali, akhirnya kami putuskan untuk membagi dua kelompok. Dua orang dari kami pergi terlebih dahulu masuk untuk check in, mencari gerbong dan menyelematkan bagasi untuk kami. Sedangkan aku dan satu temanku menunggu kedatangan satu orang lagi.

Lima menit lagi! Petugas sudah memberikan peringatan melalui speaker stasiun. Jantungku terus berdegup kencang. “apa iya perjalanan kami akan gagal?”. Anak itu, Urfah, sedang berlari menuju kerumunan. Aku terus melambaikan tangan berharap ia dapat melihatnya dan segera berlari ke arah kami. Aku berlari menuju arahnya mengangkat tas yang ia bawa dan segera berlari untuk check in tiket. Sepanjang jalan kami berlari, yang kurasakan hanya dengkulku yang lemas sekali sementara keringat bercucuran dari dahi dan leherku. Aku terus membayangkan bagaimana jika kami bertiga tertinggal.

Sebelum kami masuk ke gerbong kereta, aku sempat bertanya kepada petugas kereta yang ada diluar gerbong perihal nomor tempat duduk kami. Tak sempat dia menjawab, kami putuskan untuk langsung naik saja kedalam rangkaian kereta didepan kami, tak peduli rangkaian keberapa itu. Ketika kami melangkahkan kaki masuk, kedua temanku Khusnul dan Afri sudah menyambut kami.

Kami tertawa terbahak-bahak Bersama. Hari pertama kami diwarnai insiden. Sampai ditempat duduk pun kami masih tertawa terus menerus. Bagaimana tidak, kalau saja Urfah terlambat lima menit lagi bukan tidak mungkin aku dan Iffa akan ikut tidak bisa naik ke gerbong. Afri dan Khusnul pun bercerita kalau mereka sudah menyiapkan rencana untuk turun di stasiun terdekat jika sampai kami bertiga benar-benar tertinggal. Tak menyangka, tapi tak apalah hal ini yang akan menjadi kenangan dan akan terus teringat, bagiku.

Perjalanan menuju Jogja kurasa sedikit lebih baik dibanding saat aku pergi ke Malang. Kami menghabiskan sekitar delapan jam didalam gerbong. Bercerita, bercanda, buang air, cari makan, semua kami sudah lakukan. Oh iya satu lagi, tidur. Ya, walaupun hanya delapan jam, tetap saja yang namanya duduk lama-lama tidak pernah enak.

Kami pun sampai di stasiun tujuan. MasyaAllah, senangnya hati ini walau pegal tapi terbayar menyenangkan. Salah satu dari kami kemudian memesan taksi online untuk pergi menuju penginapan. Hari itu sedikit mendung dan mulai gerimis perlahan. Kurasakan “Jogja” dan sekitarnya.

Sampailah kami di tempat penginapan. Tempat yang nyaman kurasa untuk kami pendatang yang hanya singgah beberapa hari. Kami tidur dalam satu kamar dengan beberapa Kasur di dalamnya. Kamar mandi tersedia di dalam, hanya saja tentu dapur tidak ada di dalam sana.

Hari pertama kami habiskan untuk perjalanan dan istirahat………. Jalan-jalannya? Besok 😊


No comments:

Post a Comment

Maaf Aku Harus Menjauh

Jika ini tentang kompetisi...... Jika ini tentang menang atau kalah...... Maka.... aku ikhlas tanpa beban aku akan mengalah Karna sekeras ap...