Nama adalah sebuah doa. Itu yang sering di ucapkan oleh
orang-orang. Dulu aku malu sekali jikalau harus menggunakan nama asliku saat
membuat akun di social media. Aku pikir namaku terlalu jadul, gak keren kayak
temen-temenku. Aku pengen banget punya nama keren kayak Almira, winda, nadya. Aku
kadang bingung mau pasang nama apa. Temen-temen ku namanya bagus-bagus gak
terlalu pasaran dan jadul kayak aku. sampai aku pernah pakai nama lain di
belakang namaku. Tapi nama yang tetap ada arti yang islami tentunya. Kadang aku harus menambahkan sedikit angka
atau huruf untuk membedakan user yang sama namanya seperti aku juga. Yang membuat
aku semakin minder adalah ada nama orang tuaku di belakang namaku yang kadang
jadi bahan ejekan orang. Apalagi waktu duduk di sekolah dasar jaman banget
ngeledekin nama orang tua. Sampe aku jadi gak percaya diri karna korban
bullying. Dan gak percaya diri-an aku
itu masih ada hingga bangku kelas satu SMA.
Lambat laun semakin bingung. Banyak juga ternyata
orang-orang yang namanya lebih jadul kayak aku. apalagi nama belakangnya ada
nama orang tuanya sama seperti aku. tapi lagi-lagi bisikan bisikan itu bilang
kalau nama mereka gak sejadul aku. tapi lambat laun akhirnya aku sadar. Menginjak
bangku kelas dua SMA aku mulai mengurangi rasa kurang percaya diriku. apasih
yang bikin aku gak percaya diri emangnyaa? Aku selalu merasa kurang. Aku takut saat
aku maju di depan kelas orang-orang melihatku dengan pandangan yang jelek
terhadap ragaku. Aku minder apalagi karna aku merasa aku jelek alias gak
cantik. Aku takut mereka membedakanku seperti dulu. akhirnya lamba laun aku belajar
melepas keterbelakanganku. Aku mulai sadar kalau aku seharusnya tidak malu
mempunyai nama seperti sekarang. Apalagi di tambah dengan setelah aku membaca sedikit
biografi istri Rasulullah Saw. Aisyah R.a.. saat aku sadar, aku menangis
bahagia menatap foto ayahku yang terpapang di atas meja.
Ya Allah ya Rabb, ampuni dosaku karna telah bersikap
kufur nikmat. Maafkan aku abiku, aku tidak bersyukur atas karunia nama yang
telah engkau berikan padaku. Yang telah engkau sematkan nama itu pada ku sejak
aku lahir atau mungkin sejak aku masih dalam kandungan. Abiku, maafkan anakmu
ini yang begitu bodoh. Menganggap namanya tidak indah dan malah menginginkan
nama yang lain. Aku paham betul abi, engkau berikan ku nama Aisyah dengan
harapan aku akan selalu menjadi Aisyah istri Rasulullah Saw. Sebagai panutan
selama hidupku. Agar aku bisa menjadi secantik,secerdas dan sesabar Aisyah Istri
Rasulullah itu. Dan kau tambahkan namamu di belakang namaku agar aku ingat
engkau yang begitu amat mencintaiku. Agar kelak aku ingat bahwa ada namamu di
belakang namaku dan aku tidak akan berlaku congkak supaya aku tidak
mempermalukan keluargaku tercinta ini. kau sematkan namamu di belakang namaku
agar kelak aku bisa membawa harum namamu. Abi, sekiranya aku malu terhadap
namaku dulu,sungguh itu perbuatan yang amat aku sesali dalam hidupku. Maafkan aku
abi.
Aku baru menyadari arti namaku sehungguhnya. Ada banyak
harapan di balik sederhananya namaku. Siti Aisyah Amiruddin. Wanita secerdas,sesabar dan secantik Aisyah
R.a. putri Tn. Amiruddin tercinta ;). Semoga seluruh sikap,sifat diriku sama
seperti Aisyah R.a. Amin.
Aku sedang berusaha abi, berusaha untuk menjadi wanita ahli surge,
bidadarinya surge dan sebaik-baiknya perhiasan dunia J. Amin