Wednesday, January 20, 2016

penting mana, IPK, organisasi atau pengalaman kerja ?

“percayalah IPK bukan segala-galanya.. banyak temen gw yang bisa sukses meskipun IPKnya kecil” – taken from a post @kaskus
Index Prestasi Kumulatif, sebuah tolok ukur paling gamblang untuk menggambarkan prestasi seseorang semasa Ia kuliah. Akhir – akhir ini saya mencermati adanya sebuah fenomena yang memperdebatkan mengenai peluang sukses seseorang jika dilihat dari IPK kelulusannya semasa mahasiswa. Banyak yang bilang bahwa IPK itu menggambarkan kualitas diri seseorang, sehingga nilai IPK seseorang adalah gambaran representatif akan masa depannya. Di sisi lain, tidak sedikit yang membantah dengan segudang cerita bahwa banyak orang ber IPK tinggi menganggur dan sebaliknya, orang ber IPK rendah tapi sukses dalam karirnya.
Bagi sebagian besar anak kuliahan, IPK, pengalaman organisasi dan pengalaman kerja adalah 3 hal yang secara turun – temurun digadang – gadang dari senior ke junior sebagai target utama dalam masa kuliah, karena kedua hal tersebut nantinya akan menjadi patokan masa depan yang akan didapatkan pasca lulus kuliah. Saya sendiri ketika jaman menjadi mahasiswa juga tidak tahu banyak mengenai seberapa penting ketiga hal tersebut dalam karir saya nantinya, jadi akhirnya saya hanya asal tebas saja apa yang ada di depan mata saya :P
Kembali menyorot ke ketiga “parameter kesuksesan” mata kuliah tersebut, sebetulnya seberapa penting sih ketiga hal tersebut? Menurut saya, pentingnya hal – hal tersebut dapat bergantung pada beberapa hal, salah satunya adalah target apa yang ingin kita raih pasca lulus kuliah. Nah, karena kini saya sudah dapat melihat lebih jelas, saya ingin memberikan sedikit gambaran mengenai apa saja sih yang bisa anda raih dengan pencapaian anda saat ini :)
IPK Cum Laude ( di atas 3,5, gak pernah ngulang, lulus tepat waktu)
Konon, jadi lulusan Cum Laude adalah impian setiap mahasiswa. Hanya mahasiswa cerdas dan pekerja keras yang bisa mencapainya. Konon juga, masa depan bagi para cum lauders ini sangat menjanjikan. Namun, sepengetahuan saya, hanya ada sedikit cakupan masa depan yang menuntut anda untuk cum laude, antara lain:
  • mengambil beasiswa pasca sarjana dari universitas top dunia
  • melamar pekerjaan super elit, biasanya ditawarkan oleh perusahaan multi nasional dan mendapat jalur karir yang lebih cepat ( biasanya anda juga membutuhkan pengalaman organisasi yang memadai untuk hal ini )
  • melamar anak professor untuk dinikahi :P
di luar itu, setahu saya tidak ada lagi tuntutan cum laude dari dunia karir atau akademis, jadi kalau anda tidak menargetkan hal tersebut, sebaiknya tidak perlu ngotot mengejar gelar tersebut :)
IPK Sangat Memuaskan (di atas 3)
Di bawah cum laude, standar IPK di atas 3 konon adalah batas seseorang dapat digolongkan cerdas atau tidak semasa kuliahnya dulu. Biasanya batas ini juga menjadi tolok ukur bagi sebagian besar orang tua untuk menilai anaknya sukses atau tidak. Namun, seperti halnya kasus cum laude tadi,  sebetulnnya hanya sebagian masa depan yang membutuhkan nilai sekian, antara lain:
  • melamar menjadi PNS di instansi bergengsi, misalnya Bank Indonesia, Badan Pengawas Keuangan, dll
  • melamar pekerjaan dengan percepatan jalur karir, misalnya posisi Management Trainee di perusahaan top
  • mengambil beasiswa di luar negri
  • melamar pekerjaan sesuai skill teknikal mata kuliah di perusahaan berskala nasional sebagai fresh graduate
Jadi, saya rasa kalau ada yang bilang IPK itu tidak penting, saya rasa tidak juga, karena ada pilihan – pilihan jalur masa depan yang harus dicapai dengan IPK tertentu. Namun, kembali ke permasalahan awal, jika hal – hal yang saya sebutkan di atas salah satunya adalah target anda ya berarti IPK adalah syarat mutlak yang harus anda kejar :D
Pengalaman organisasi kelas berat ( ketua BEM/Senat dkk )
Selain IPK, konon pengalaman organisasi adalah sebuah parameter yang juga sangat dilihat ketika seorang lulusan universitas melamar pekerjaan. Konon, makin tinggi jabatannya semasa organisasi, makin besar peluang dapat kerja, namun apakah begitu? Beberapa orang memang terobsesi pada dunia politik kampus hingga mengejar jabatan habis – habisan, namun jika tujuannya adalah dipajang di CV, menurut saya ada baiknya mempertimbangkan kembali, karena setau saya satu – satunya masa depan yang meminta anda untuk berorganisasi kelas berat adalah:
  • menjadi politisi muda dan menarget mencapai kursi legislatif dalam waktu singkat
Di luar itu? setahu saya sih tidak ada, jadi kalau anda menargetkan jabatan di kampus hanya untuk dipajang di CV tapi tidak berencana berpolitik sejak dini, ada baiknya anda pikir – pikir lagi deh :D
Pengalaman Organisasi Memuaskan ( sering ikut, pernah jadi kepala seksi di kepanitiaan, etc )
Nah, kalau untuk yang ini saya rasa bukan target yang sulit. Kalau dulu di kampus saya, berorganisasi itu mudah. Ada puluhan kepanitiaan di seantero kampus yang bisa diikuti, mendapatkan 1 tidak sulit donk? :) menurut saya kadar pengalaman organisasi ini adalah yang paling pas, namun sayangnya untuk mendapatkan “kesempatan – kesempatan” spesial seperti kategori sebelumnya biasanya juga menuntut IPK yang memadai. Biasanya kebanyakan pekerjaan yang menuntut pengalaman organisasi memadai adalah pekerjaan berbau percepatan karir seperti Management Trainee. Namun, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, anda perlu memiliki IPK yang cukup baik juga :)
Jam Terbang Kerja Yang Tinggi
nah, kalau anda punya hal ini dan skill yang mumpuni, sebetulnya anda dapat melamar langsung untuk posisi senior, tidak harus memulai dari jalur fresh graduate, karena toh anda sudah punya pengalaman. Permasalahan utama yang dihadapi para fresh graduate adalah tanpa pengalaman kerja, pekerjaan bagus yang bisa mereka masuki terbatas sekali, kecuali memiliki nilai lebih seperti IPK tinggi atau pengalaman organisasi memadai, mereka harus memulai benar – benar dari bawah.
Namun, mengandalkan jam terbang tanpa IPK atau pengalaman organisasi juga ada kelemahannya. Yang pasti posisi – posisi yang sebelumnya saya bahas nyaris tidak mungkin anda masuki. Saya belum pernah mendengar ada beasiswa kelas dunia yang meminta pengalaman kerja sebagai salah satu syaratnya. Tapi, anda tidak perlu lagi melamar untuk jabatan “junior”, jadi anda tidak akan mengalami masa – masa menjadi fresh graduate :D
Sisanya…
Tenang brur, hidup anda tidak berhenti sampai disini kalau memang anda gagal mendapatkan satu pun dari pencapaian – pencapaian di atas. Anda memang mungkin akan mengawali karir dari posisi yang lebih di bawah dari orang dengan pencapaian – pencapaian tersebut, namun… dalam 4 – 5 tahun, anda akan berubah posisi menjadi “pekerja berpengalaman”, dan selanjutnya pengalaman, kerja keras dan skill andalah yang akan menentukan nasib anda. Mungkin benar ketika menjadi fresh graduate anda tidak lebih mudah dibanding mereka, namun dengan kerja keras, bukan tidak mungkin karir anda melesat kencang. :)
_________
So, itu saja yang ingin saya bagi, diskusi ini awalnya bermula dari ide bung Ilman Akbar untuk membuat artikel mengenai perbedaan dunia kerja dan dunia kuliah. Semoga saja artikel ini dapat bermanfaat bagi anda dalam menyusun masa depan anda :)


sumber : https://rizkyandriawan.wordpress.com/2010/01/12/ipk-organisasi-pengalaman-kerja-mana-yang-lebih-penting/#comment-390

Wednesday, January 13, 2016

Pulang

          Tahun ini gue udah kuliah. Kuliah nan jauh dari rumah tercinta. Keadaan yang memaksa gue buat memutuskan tinggal di sekitaran kampus. Waktu pertama yang gue laluin berat banget. Harus beradaptasi dengan lingkungan. Apalagi dengan keputusan gue harus nge-Asrama. Yang sekamar harus di isi oleh empat orang. Gak mudah buat tiba-tiba hidup sama empat orang yang gak gue kenal sebelumnya. Gak mudah buat nyatuin pikiran. Apalagi kita semua terlahir dan dididik dengan cara yang berbeda dari masing-masing keluarga. Gue ngerasa tertekan banget. Karna kebiasaan gue yang senang sendiri tiba-tiba jadi rame banget. Gue yang terbiasa di kamar sendiri, ngatur barang sendiri, sekarang gue harus berbagi dengan tiga orang yang baru gue kenal dan harus bersabar kalau ada sikap-sikap yang kurang enak menurut gue.

     Gue sempet setress banget. Apalagi system asrama yang udah kayak pesantren. Yang membuat gue harus beradaptasi lebih keras lagi. Hari demi hari gue lewatin. Masalah silih berganti dateng. Mulai dari hal kecil sampe hal besar kayak salah paham yang bikin gue dan temen temen gak nyaman satu sama lain. Emang gak mudah buat nyatuin pikiran dari empat kepala yang berbeda. Tapi gue selalu berusaha meredakan ke-stressan gue dengan menghipnotis diri sendiri. Gue selalu berkata pada diri sendiri buat jangan terlalu peduliin apapun yang terjadi karna minggu depan atau minggu ini gue akan balik ke rumah. Yap lagi dan lagi peraturan asrama yang membuat gue harus pulang dua minggu sekali.

      Baru kali ini gue ngerasa bener-bener gak nyaman dengan tempat baru. Dan kebiasaan gue adalah membandingkan kondisi lama dengan kondisi sekarang. Dulu….sekarang. Memang gak bisa bohong, kalau sekarang gue ngerasa ga nyaman banget. Dulu kalau gue mau kemana-mana tinggal naik motor langsung jalan. Mau ke mall, ada. Mau cari makan tinggal keluar di jalan banyak toko penjual makanan. Sekarang, gue harus naik angkot kemana-mana. Mau ke mall, harus dua kali naik angkot dan mall nya pun ga sebagus di daerah gue. Mau ke bank, harus dua kali lagi naik angkot. Mau ke pasar, jangan Tanya lah. Gue ngerasa asing, akses keman-mana susah. Beda lagi kalau gue ngebandingin dengan kondisi pas gue ngekost di bilangan Jakarta selatan. Kosan yang nyaman ya walau harganya pun ga bohong. Kalau mau ke mall tinggal jalan kaki ke depan dan naik angkot sekali pun udah sampe. Mall nya juga lumayan. Jalan utama nya juga lumayan rindang, rapih nyaman. Kalau mau makan tinggal jalan dikit nyampe. Dan makanannya pun buatan rumah serta gak ada kata libur. Masjid kompleks nya pun gede dan nyaman. Gue kadang suka sedih kalau inget perbandingan itu. Rasanya gue pengen bertanya “Why?” gue harus mengalami perubahan yang kayak gini dan “when” gue bisa kembali. dan sesaat setelah membandingkan gue cuma bisa menghela nafas dan berkata sabar.

Dan ternyata akhirnya gue merasakan gimana betul-betul jadi anak rantau. Yang jauh dari orang tua dan merasa ga nyaman dengan kondisi mau pulang tapi gak mungkin. Gue sempet ngerasa pengen sujud lagi di kaki ibu gue dan minta maaf karna gue takut kalau ada sesuatu yang bikin beliau sakit hati atas perbuatan dan ucapan gue sehingga balesan nya gue dapet ke enggak nyamanan hidup kayak gini.

Minggu jadwal pulang pun biasanya gue selalu pake buat pulang. Gue ga peduli mau temen-temen gue ngajak makan bakso atau jalan kemana yang gue mau Cuma pulang pulang dan pulang. Beberapa temen gue pernah bilang kalau gue pulang terus. Ya gue sadar itu dan gue Cuma bisa bilang iya atau senyum. Gue tau beberapa temen gue gak pulang karna ada yang emang gak mau, ada yang rumahnya jauh dan karna tuntutan tugas. Yang ada dalam pikiran gue adalah pulang pulang dan pulang.

   So, kenapa sih gue selalu pengen pulang?. Keluarga gue bukan keluarga istimewa macam pejabat atau ilmuwan. Ayahanda gue sudah ada di surga, ibu gue cuma seorang wirausahawan yang kerjaannya berangkat pagi pulang sore. Jadi letak istimewa rumah itu apa? Emang gak ada yang istimewa. Gue pun kalau pulang Cuma dirumah, bantu beresin rumah lalu sisanya gue baca buku atau belajar sendiri. Iya, rumah gue sepi, hening. 
         
    Tapi Cuma di rumah gue bisa merasa nyaman, walau gak kayak temen-temen gue yang pengen pulang karna kangen masakan ibu, gue pun kalau di rumah makan tetep beli atau masak sendiri. Tapi  gue bersyukur, gue bisa pulang kerumah, bisa mandang rumah sederhana gue. Bisa ngeliat rumah yang bertahun-tahun udah jadi saksi bisu mulai dari seneng, sedih, susah, bahagia, keluarga  gue. Gue emang pernah ngebandingin kondisi gue dengan temen gue, saat temen gue pulang , dia bisa di sambut dengan masakan ibunya tiap hari tapi gue gak bisa tiap hari itupun kalau beliau ga sibuk dan lagi bisa. Tapi gue gak pernah marah akan hal itu. Gue tau, dan berterimakasih banget sama Allah SWT karna udah berikan gue seorang ibu yang paling kuat. Karna dia-lah gue bisa kuliah sekarang, bisa makan enak, bisa beli baju bagus bisa jalan kesana kesini. Dia juga seorang pekerja keras dan selalu berusaha ngasih yang terbaik.

        Itulah rumah gue, ga perlu ada semua tapi gue selalu merasa memiliki :).

Tuesday, January 5, 2016

My first class at UHAMKA (1B)




Those are IB of English Departement of UHAMKA UNIVERSITY. emm this is my third familiy. okay fourth. okay whatever hehe. we was taking this picture when we came to class for done our final test. but our lecturer canceled the class because something so before we went home we tried to took picture for our memories :)
Down first line from Left to right( Noviansyah, Fata, Eva, Iffa, Syarah,Nadia, Yochi, Afri)
Middle from left to right( Qibty, Ica, Tiara, Musrifah, Urfah,Intan, Fika, Stefi, Nadira, Uais)
Up from left to right ( Ahmad. Nandy, Silf, Rizqah, Me, Aila,Rizki Novi, Regina, Khusnul, Teas, Rivo, Husam )
They was crazy. I think so.

sometimes they  look so "alay"

sometimes they jokes more everyday

sometimes they make the class like market

sometimes they sleep during the class

sometimes they take their picture everyday 

but, however they are, the still my family and already made so many memories in my brain. however that are bad or good memories but I don't miss my memories. Thank you guys for almost 5 month. My wish for us are wish we can be success people later, be who we want to be. Aamiin

























Maaf Aku Harus Menjauh

Jika ini tentang kompetisi...... Jika ini tentang menang atau kalah...... Maka.... aku ikhlas tanpa beban aku akan mengalah Karna sekeras ap...